Keterangan foto dari atas ke bawah:
1. Sachs Bee 50
2. Sachs Speedforce 50
3. Sachs Speedforce R
4. Sachs Speedjet R
5. Sachs SX-1
Dalam rangka menanggapi gossip PT.Minerva Motor Indonesia (kita singkat saja MMI) yang mau ikutan nyemplung dan nyempit-nyempitin kolam motor matic Indonesia, maka saya dibantu Ki Gede Anue mencoba memprediksi dan membuat gosip seputar rencana ini.
Kalau saja MMI mau kembali bekerjasama dengan Sachs dan memasang nama Sachs di produk maticnya, maka kemungkinan besar mereka akan mengimpor motor matic Sachs yang sudah beredar. Alasannya mudah saja, barangnya sudah ada, jadi irit biaya ini itu dong... Terlebih lagi motor-motor matic ini beredar di Jerman, yang bisa digunakan sebagai senjata promosi untuk meracuni benak bikers tanah air.
Namun, apakah bisa semudah itu, mengingat harga motor-motor matic ini berkisar antara 1300-1500 Euroan? Soal harga, masih bisa banget ditekan, itu bukan masalah. Toh motor-motor ini sebenarnya diproduksi di Cina! Ingat, Cina! Artinya, boleh saja dikatakan ''German Technology'', tetapi haram hukumnya kalau disebut ''Made in Germany''! Soal kualitas barang yang beredar di Jerman, kalau menurut saya pribadi setelah melihat sendiri si SX-1 kemarin sih bisa dibilang Top! Barang-barang semacam ini memang tidak lagi dikatakan "Made in Germany", tetapi "Made for Germany", yang sepertinya memang masih berada di bawah standard barang-barang "Made in Germany".
Untuk meluncurkan sebuah produk, MMI harus bisa membaca keinginan pasar dan peluang mereka nantinya. Apakah bisa bulat-bulat meluncurkan produk yang sama dengan yang beredar di Jerman? Tentu tidak....... Mana mau orang Indonesia disuruh membeli motor baru 2 tak dengan kapasitas hanya 50 cc. Wajar saja, terlebih orang selalu terngiang-ngiang wacana penghapusan 2 tak, hanya sedikit sekali orang yang bakal berani membeli motor 2 tak. Ditambah lagi kapasitasnya cuma 50 cc dan kecepatan puncaknya 45 Km/ jam! Menurut terawang gaib Ki Gede Anue, MMI tidak akan berani memasukkan motor 50 cc 2 tak. Dalam terawang gaibnya, MMI akan bermain di kelas sekitar 110-120 cc 4 tak. Artinya, MMI akan mengorder mesin 4 tak dari pabrikan lain.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, sanggupkah motor Matic MMI gontok-gontokkan secara langsung dengan para seniornya? Secara Goodwill sudah kalah, secara desain tergantung selera orang juga kan, susah diprediksi... Jadi, kemungkinan besar akan bermain di segi harga. Motor matic MMI terpaksa dihadirkan dengan harga paling ekonomis kalau mau coba peruntungannya di segmen ini.
Pertanyaan lainnya: Jika benar akan menggunakan desain Sachs, motor matic yang mana yang akan diturunkan? Dari 5 pilihan yang saya tampilkan, itu belum semuanya lho... Hanya saja dari terawang gaib Ki Gede Anue, kelima kandidat ini yang punya potensi untuk mendobrak pasar motor matic tanah air. Nah, apakah akan diturunkan semuanya atau salah satu saja, atau 3 varian atau atau atau atau.....
Ketika dimintai petuah gaibnya, Ki Gede Anue menyarankan untuk melihat ruang kosong, terlebih MMI masih terlalu lemah untuk duel langsung dengan senior-seniornya. Kunci untuk memasuki ruang kosong itu adalah fleksibilitas! Ini sudah terbukti dengan kemampuan MMI mengeluarkan varian yang katanya 250 cc itu..katanya 250cc lho.. nyatanya????
Ki Gede Anue menyarankan, MMI mengambil setiap celah kosong yang ditinggalkan, yakni:
1. Ambil desain Sachs Bee 50! Ini ruang kosong dalam segi konsep! Ketika yang lain pada sikut-sikutan ingin tampil futuristis, ruang kosong motor matic klassik nan manis dilupakan!
2. Ambil kapasitas besar! Ki Gede Anue menyarankan, jangan tanggung-tanggung, langsung tembak ke 250 cc!
3. Harga tetap tidak bisa seenak jidad! Masih harus bermain di bawah 17 Juta rupiah, karena 17 Agustus adalah hari kemerdekaan kita, MERDEKA!!!!!!!
4. Sebagai seorang paranormal yang abnormal dan kerap melakukan mal praktek sehingga dikeluarkan dari Ikatan Dukun Indonesia, Ki Gede Anue menyatakan pentingnya sebuah nama! Ki Gede Anue menyarankan: Minerva-Sachs BeeNal 250